PM Jepang Pecat Staf Atas Komentarnya Terhadap Kelompok LGBT



NIYUSU.ID - PM Jepang Fumio Kishida memecat staf yang membantunya karena pernyataan yang homofobic terhadap kelompok LGBT, Masayoshi Arai mengatakan ia tidak ingin tinggal di sebelah atau melihat pasangan sesama jenis.

Jepang menjadi satu-satunya negara anggota G7 yang belum mengakui pernikahan sesama jenis, hal ini menyebabkan Kishida mendapatkan desakan dari aktivis LGBT tentang hak-hak mereka dan larangan hukum yang berlaku di Jepang, diketahui sikap publik Jepang terhadap pernikahan sesama jenis sudah berubah, terutama di kalangan pemuda.

Dilansir dari BBC News, Kishida mengatakan bahwa pernyataan Arai sunggug tidak sesuai dengan kebijakan pemerintahannya, namun sebelum pemecatan Arai, Kishida menyatakan didepan parlemen bahwa pernikahan sesama jenis perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati karena berpotensi mempengaruhi struktur keluarga tradisional.

Masayoshi Arai yang menjabat sebagai sekertaris eksekutif untuk membantu tugas Perdana Menteri, ia mencabut pernyataanya dan meminta maaf bahwa pernyataanya tidak tepat serta tidak mewakili pandangan dari Perdana Menteri.

Jepang juga mendapat  tekanan dari rekan-rekan G7 atas sikap Jepang terhadap kelompok LGBT, terlebih lagi Jepang akan menjadi tuan rumah G7 yang akan di gelar 19 Mei hingga 21 Mei di Hiroshima.

Sama seperti mayoritas negara di Asia, Jepang adalah negara yang sebagian besar masih memegang nilai-nilai tradisi dalam peran keluarga yang menjadi penyebab pemerintah Jepang memerlukan pertimbangan selanjutnya. Di Kawasan Asia sendiri hanya Taiwan yang mengakui pernikahan sesama jenis, dan baru ini pihak pengadilan Korea Selatan menyetujui gugatan hak asuransi dari pasangan sesama jenis.

Reporter: Christian Liel

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.