Hebat! Pegawai Toko Buku di Jepang Dapat Penghargaan Sastra Bergengsi
NIYUSU.ID - Suasana sunyi
tempat Atsushi Sato (40) bekerja sebagai pegawai toko buku berubah total usai
dia memenangkan Penghargaan Akutagawa yang bergengsi untuk novelnya yang
berjudul “Arechi no Kazoku” (Sebuah keluarga di gurun pasir).
Hal ini
dikarenakan Pemilik Toko Maruzen Sendai Aer, Satoshi Ishihara (46) telah
memesan seluruh restoran di gedung tempat toko tersebut berada agar para staf
bisa menonton siaran langsung pengumuman pemenang Penghargaan Akutahawa pada 19
Januari lalu.
Pada pukul 18:10,
seisi restoran bersorak sorai gembira karena pemenangnya telah diumumkan.
Untuk pertama
kalinya, Atsushi Satp dinominasikan untuk penghargaan tersebut. Hal ini
menandai popularitasnya yang mulai meningkat.
Warga ibu kota
prefektur Miyagi bekerja di toko buku Maruzen Sendai Aer namun selalu
menyempatkan untuk menulis novel di waktu luangnya. Karya Sato yang memenangkan
penghargaan diterbitkan oleh Shinchosha Publishing Co.
“Orang-orang di
kampung halaman saya benar-benar ingin melihat saya menang, jadi saya merasakan
tekanan untuk memenuhi harapan mereka,” kata Sato dikutip Asahi,
Minggu (22/1/2023).
Sang pemilik
toko, Ishihara menggambarkan Sato sebagai pribadi yangsangat sopan kepada
pelanggan. Dia mengaky sangat senang ketika mendengar Sato memenangkan
penghargaan tersebut.
“Saya sangat
bangga dengan rekan saya. Saya ingin
orang-orang datang ke toko kami karena bisa bertemu dengan pemenang Akutagawa
di sini,” ucap dia.
Lantas, sebuah
sudut spesial didirikan di toko tersebut dengan memajang sekitar 200 eksemplar
buku karya Atsushi Sato, termasuk yang sudah ditandatangani. Saking populernya, semua buku itu terjual
habis sebelum toko tutup.
Novel ini
mengadaptasi bencana gempa bumi dan tsunami Jepang tahun 2011 yang
menghancurkan wilayah timur laut Tohoku. Bencana itu pun ikut
memporakporandakan kampung halaman Sato di Prefektur Miyagi.
“Saya menulis
tentang pemandangan yang saya lihat ketika saya melihat kembali bencana dari
titik saat ini. Saya harap ini akan membantu menjaga ingatan orang tentang
(bencana) agar tidak memudar,” jelas Sato.
Sementara itu,
Wakil Pustakawan Musrum Sastra Sendai, Aki Akama (56), mengaku terkesan ketika
menyaksikan konferensi pers Atsushi Sato setelah memenangkan penghargaan.
Menurutnya, Sato
telah membuat kemajuan yang baik. Sato berhasil menjadi penulis tanpa
mengurangi kualitas pekerjaannya di toko buku.
“Saya sangat
senang melihatnya menerima penghargaan bergengsi ini,” ungkap Akama.
Selain itu, Sato
pun diketahui belajar sastra Inggris ketika kuliah di Universitas Tohoku
Gakuin. Sang profesor, Yasuo Uematsu (69) mengenang Sato sebagai murid yang pekerja
keras dan pendiam.
“Para novelis
membutuhkan kemampuan untuk membuat fiksinya meyakinkan, dan saya merasa dia
memilikinya melalui novel ini. Saya
menantikan karya selanjutnya,” singkat dia.
Tidak hanya itu,
Sato pun bermaksud untuk melanjutkan rutinitas menulis hariannya setiap
hari. Sato pun diketahui mulai kembali
bekerja di toko buku tersebut sejak, Sabtu 21 Januari kemarin.
Selain Sato, ada
pemenang lain dari Penghargaan Akutagawa ke-168 yaitu Iko Idogawa (35) untuk
novelnya berjudul “Konoyo no Yorokobiyo” (Kegembiraan dunia ini).
Kemudian, Satoshi Ogawa (36) dan Akane Chihaya (43) masing-masing memenangkan Hadiah Naoki, untuk karya mereka yang berjudul “Chizu to Kobushi” (Peta dan kepalan) dan “Shirogane no ha” (Daun perak).
Tidak ada komentar: