Akomodir Keragaman Gender, Sekolah di Jepang Tambahkan Kulot Pada Seragam


NIYUSU.ID - SMA Prefektur Yamasaki, di kota Shiso, Prefektur Hyogo, Jepang telah membuat sejumlah revisi pada aturan berpakaian siswanya selama beberapa tahun terakhir untuk mengakomodasi keragaman gender. Paling baru, seolah itu mengenalkan dan menambahkan kulot ke seragam sekolahnya.

Seperti tradisi sekolah menengah di Jepang pada umumnya, Yamasaki pun mewajibkan siswa laki-laki untuk memakai celana panjang sebagai bagian dari seragam mereka, dan rok untuk perempuan. Hal itu sesuai dengan tradisi jepang

Menanggapi feedback dari siswa, pada tahun 2020 sekolah merevisi kebijakannya, yang memungkinkan semua siswa bebas memilih apakah mereka ingin mengenakan celana panjang atau rok, serta pilihan antara dasi yang biasanya dikenakan oleh anak laki-laki atau pita yang biasanya dikenakan oleh perempuan.

Namun, setelah adanya pidato dari warga transgender Shiso di sekolah musim panas lalu, terungkap bahwa sejumlah siswa merasa tidak nyaman mengenakan celana panjang dan juga rok. Dengan demikian, sekolah mengusulkan kulot sebagai alternatif.

Dikutip dari soranews24.com, sebuah survei opini menunjukan bahwa 70 persen siswa sekolah tersebut mendukung adanya kulot sebagai alternatif. Meskipun mereka tidak berencana untuk memilih mengenakan kulot sendiri.

Dengan dukungan yang begitu luas, terlebih dari semua siswa, terlepas dari identitas gendernya, SMA Prefektur Yamasaki akan mengizinkan pemakaian kulot bagi siswa mulai awal tahun akademik 2023, yang jatuh pada musim semi ini.

Pada saat itu SMA Yamasaki juga akan memperkenalkan blazer seragam baru dengan kancing yang dapat diatur di sisi kiri atau kanan jaket. Dengan begitu, siswa dapat berpakaian dengan cara yang menurut mereka paling sesuai dengan identitas mereka.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.